Jumat, 21 Februari 2014

Sunny and Rainy Day

Hujan....
Katanya hujan membuat kita bermuram durja atau istilah sekarang galau.
Mungkin iya. Khusunya saat ini.
Kemarin, dari pagi sampai pagi lagi langitnya cerah.
Hangatnya matahari membuat aku mengingat kegiatan yang sering aku lakukan saat masih duduk di SMP dulu.
Bermain. Ya hanya bermain yang aku ingat.
Dan sekarang memori itu tidak bisa kulihat lagi. Hujan membawanya pergi.
Indahnya masa kecil, berlari lari, tanpa hand phone, tanpa gadget.
Apa saja hanya untuk bersenang senang.
Jadi ingat waktu dulu aku di SMP ikut kegiatan ekstrakulikuler sepak bola.
Malam harinya, aku dan ibuku bongkar lemari pakaian untuk mencari celana sepak bola.
Sialnya aku nggak punya celana yang cocok untuk bermain bola.
Waktu itu seragam olahraga SMP belum dibagikan, sedangkan seragam olahraga SD sudah yaa begitulah setelah 6 tahun dipakai.
Dan baru baru ini aku sadar, kalau aku dididik untuk mendapatkan sesuatu dari hasil keringatku sendiri.
Salah satu contohnya celana untuk bermain bola tadi, aku harus menabung dulu untuk mendapatkannya.
Begitu juga dengan sepatu, kaos dan perlengkapan lainnya, aku harus menabung dulu untuk bisa mendapatkannya.
Memang tak sebagus punya teman teman.
Dan sekarang, meskipun aku sudah bisa mengumpulkan uang sendiri, tapi aku jarang membelanjakannya.
Entah kenapa aku suka uangku dalam bentuk uang saja. Bukan barang.
Mungkin aku dulu jarang membeli sesuatu karena rasanya tidak mungkin minta sama orang tua yang sedang mati matian membiayai hidup dan sekolah aku dan kakakku.
Dan juga lagi, uang jajanku tidak pernah bisa membeli barang barang itu.
Ya lebih baik menghabiskan uang di warnet, download lagu yang banyak lalu burning di CD.
Kemudian private party di kamar. Benar benar private, hanya aku saja yang berpesta dengan lagu lagu bajakan. Hahaha
Waktu SMA kelas 12 di saat hampir semua anak di sekolah menunggangi kuda besi, aku masih setia dengan sepeda hadiah dari (Alm) kakekku karena masuk SMP.
Bahkan sampai saat ini.
Aku kalah dengan anak magang, mereka masih SMA sudah naik motor.
Kalau aku? Uangnya belum cukup buat beli motor.
Ya maklumlah kalau sampai saat ini belum ada cewek yang mau dekat sama aku.
Ok, fine! That's OK. Really really fine.
Tapi aku masih percaya masih ada cewek yang menomor duakan tunggangan atau isi dompet. Semoga bisa bertemu dengannya.
Alhamdulillah aku sudah diberi hadiah sepeda yang super keren.
Kalau tidak, mungkin aku masih naik sepeda bmx yang dibelikan orang tuaku saat aku masih TK. Duh.
Alhamdulillah dengan sepeda itu aku bisa merasa seperti Wilee "Premium Rush". Hohohoho
Kalau tidak, mungkin aku akan lari maraton setiap hari. Fyuuh.
Ya mungkin aku belum bertemu orang yang tepat saja.
Mungkin 1 tahun lagi, atau mungkin besok, siapa yang tau?
Hanya gara gara "kemarin cerah sedangkan sekarang tidak" aku bisa menulis ini.
Sungguh Maha Besar Allah SWT. :)

Orang yang kaya itu bukan orang yang naik Alphard.
Orang yang kaya itu adalah orang yang merasa cukup dan bersyukur atas apa yang dimilikinya.
-Ahok-

Selasa, 28 Januari 2014

Martabak Shop I Love So Much

Oh Hell!!
Hari itu hari Minggu, 26 Januari 2014.
Siang itu bertemu dengan teman teman SMA, teman teman yang paling menyenangkan menurut saya.
Betapa tidak, semua orang bilang SMA adalah masa yang paling menyenangkan. So do I.
Sempat bernostalgila hal hal yang membuat kami bahagia masa itu, di tempat itu.
Ya, memang tempat itu tempat yang penuh kenangan manis dibanding di gedung sekolah menurut saya.
Alasannya sederhana, di gedung sekolah saya merasa tertekan.
Saya merasa dipaksa harus melakukan hal hal yang tidak saya suka.
Sedangkan di tempat itu, kami biasa tertawa lepas, membicarakan hal hal yang menarik menurut kami.
Dan tadi pun, kami masih melakukan hal yang sama, bercerita, tertawa, bercanda.
Betapa beberapa jam yang berharga.
Seakan saya lupa kepenatan hari senin besok, hari kemarin yang buruk.
Tempatnya tidak berkelas, hanya perlu duduk di lantai.
Di sana, kami semua sama. Sama sama capek tertawa.
Hanya ada yang sedikit berbeda, ada yang sedikit berubah di tempat itu.
Seseorang yang biasa kita bicarakan tidak ada.
Dan juga kami sudah sedikit berubah, tidak lagi belajar satu kelas, tidak lagi satu gedung.
Dan yang paling saya ingat, dulu saya pernah tidur di tempat itu gara gara tidak tidur semalaman.
Siang luar biasa itu berlalu begitu saja.
Kami semua kembali ke sarang masing masing dengan meninggalkan sebuah janji, Jumat depan kami akan berkumpul lagi. Hore!
Kembali charging energi dengan menyendiri, menonton TV, dan itu membosankan!
Utak atik folder lama di notebook.
Dan saya menemukan subfolder di dalam folder berjudul "Vid".
Sebuah singkatan yang biasa gunakan untuk menyebut video.
4 video pamungkas!
4 video terbaik karya kami!
2 video menang kompetisi, 1 videoku, dan 1 video untuk the city of banana.
Alamku Indonesiaku (ACI Cover); Habis Terang Terbitlah Gelap; K & Q; dan Lumajang, A Little Piece Of Indonesia.
Video seadanya, tanpa ilmu dasar, yang sudah membuat kami bangga sudah membuatnya.
Saya selalu merasa bahagia jika menontonnya.
Itu kebanggaan kami, mahkota bagi kami, kami rajanya di lingkup gedung itu.
Saya tidak akan pernah menyesal telah membuat video video itu bersama mereka.
Kebersamaanya, capeknya, semuanya.
Hey, kami tidak berprestasi dalam akademik, tapi lihat! Kami punya karya yang bisa kami banggakan!
Entahlah, tempat itu seperti bertuah.
Haaaah, saya ingin berkata "Ayo nggae film maneh".
Lupakan Marielle, lupakan hal hal kerja.
Kami senang mengerjakannya, kami senang dengan hasilnya, kami ditempa dalam prosesnya.
Hal hal yang tidak saya temukan di dunia saya sekarang.
Betapa semangatnya kami saat itu, jika merencanakan pergi ke tempat itu usai sekolah.
Begitu juga saat ini.
Tempat yang sederhana, yang membuat kami bahagia.
Tempat rahasia bagi agen pengintai Piki Piko.
Tempat luar biasa untuk diingat seumur hidup.
Mungkin bukan karena tempatnya yang menyenangkan.
Mungkin karena berkumpul bersama teman teman memang selalu menyenagkan.
Tapi tak apalah, sebut saja tempat itu yang bertuah.

I never knew just what it was about this martabak shop I love so much.
Haha, maaf mas Landon Pigg, liriknya saya ganti.
Cheers!