Hujan....
Katanya hujan membuat kita bermuram durja atau istilah sekarang galau.
Mungkin iya. Khusunya saat ini.
Kemarin, dari pagi sampai pagi lagi langitnya cerah.
Hangatnya matahari membuat aku mengingat kegiatan yang sering aku lakukan saat masih duduk di SMP dulu.
Bermain. Ya hanya bermain yang aku ingat.
Dan sekarang memori itu tidak bisa kulihat lagi. Hujan membawanya pergi.
Indahnya masa kecil, berlari lari, tanpa hand phone, tanpa gadget.
Apa saja hanya untuk bersenang senang.
Jadi ingat waktu dulu aku di SMP ikut kegiatan ekstrakulikuler sepak bola.
Malam harinya, aku dan ibuku bongkar lemari pakaian untuk mencari celana sepak bola.
Sialnya aku nggak punya celana yang cocok untuk bermain bola.
Waktu itu seragam olahraga SMP belum dibagikan, sedangkan seragam olahraga SD sudah yaa begitulah setelah 6 tahun dipakai.
Dan baru baru ini aku sadar, kalau aku dididik untuk mendapatkan sesuatu dari hasil keringatku sendiri.
Salah satu contohnya celana untuk bermain bola tadi, aku harus menabung dulu untuk mendapatkannya.
Begitu juga dengan sepatu, kaos dan perlengkapan lainnya, aku harus menabung dulu untuk bisa mendapatkannya.
Memang tak sebagus punya teman teman.
Dan sekarang, meskipun aku sudah bisa mengumpulkan uang sendiri, tapi aku jarang membelanjakannya.
Entah kenapa aku suka uangku dalam bentuk uang saja. Bukan barang.
Mungkin aku dulu jarang membeli sesuatu karena rasanya tidak mungkin minta sama orang tua yang sedang mati matian membiayai hidup dan sekolah aku dan kakakku.
Dan juga lagi, uang jajanku tidak pernah bisa membeli barang barang itu.
Ya lebih baik menghabiskan uang di warnet, download lagu yang banyak lalu burning di CD.
Kemudian private party di kamar. Benar benar private, hanya aku saja yang berpesta dengan lagu lagu bajakan. Hahaha
Waktu SMA kelas 12 di saat hampir semua anak di sekolah menunggangi kuda besi, aku masih setia dengan sepeda hadiah dari (Alm) kakekku karena masuk SMP.
Bahkan sampai saat ini.
Aku kalah dengan anak magang, mereka masih SMA sudah naik motor.
Kalau aku? Uangnya belum cukup buat beli motor.
Ya maklumlah kalau sampai saat ini belum ada cewek yang mau dekat sama aku.
Ok, fine! That's OK. Really really fine.
Tapi aku masih percaya masih ada cewek yang menomor duakan tunggangan atau isi dompet. Semoga bisa bertemu dengannya.
Alhamdulillah aku sudah diberi hadiah sepeda yang super keren.
Kalau tidak, mungkin aku masih naik sepeda bmx yang dibelikan orang tuaku saat aku masih TK. Duh.
Alhamdulillah dengan sepeda itu aku bisa merasa seperti Wilee "Premium Rush". Hohohoho
Kalau tidak, mungkin aku akan lari maraton setiap hari. Fyuuh.
Ya mungkin aku belum bertemu orang yang tepat saja.
Mungkin 1 tahun lagi, atau mungkin besok, siapa yang tau?
Hanya gara gara "kemarin cerah sedangkan sekarang tidak" aku bisa menulis ini.
Sungguh Maha Besar Allah SWT. :)
Orang yang kaya itu bukan orang yang naik Alphard.
Orang yang kaya itu adalah orang yang merasa cukup dan bersyukur atas apa yang dimilikinya.
-Ahok-