Senin, 19 Agustus 2013

18 Agustus 2013

Pagi itu sudah terencana jalan santai di tempat aku tinggal.
Karna mobil pickup yang dibuat keliling mimpin jalan santai mogok, aku (bukan panitia) dan salah satu panitia
dorong mobil sejauh kira kira 1 kilometer. Lumayan lah.
Dorong mobil jelas bikin aku dehidrasi.
Dan celakanya minuman buat panitia ada di rumah (Bapak Ibu saya panitia) dan kuncinya di bawa Ibu saya.
Dan celakanya lagi, hape lagi saya charge di rumah.
Ternyata Ibu saya datang belakangan, jauh belakangan sambil cari keperluan lomba anak anak.
Gila, akhirnya nemu juga air mineral di posyandu (start dan finish jalan santai) milik pribadi pak RW.
Masa bodoh deh.
Akhirnya kunci plus Ibu saya datang juga.
Langsung deh masuk rumah. Bodo amat sama undian -_-
Dan pas lihat hape ada belasan missed call dari temen (@ditatid_).
Ternyata ngajakin ke bromo men! Berangkaaaat!!!
Kumpul di rumah dia. Dan ternyata di sana ada tamu men.
Ternyata temen kerjanya si Dita.
Yang satu agak tua namanya Pak Gino, nggak tau dari mana haha
Yang satu lagi Pak Yudi, pantesnya dipanggil Mas bukan Pak dari Makasar men!
Logistik sudah penuh, kamera siap.
Dan akhirnya berangkat!!!!
The adventure is begiiiiii eits, belum!
Tenyata dompet si Dita ketinggalan.

Nah ini petualangan bener bener dimulai!

Kami ke bromo berempat (Aku, Dita, Pak Gino, dan Pak Yudi)
Aku dibonceng Pak Gino, Dita dibonceng pak Yudi.
Gila! Pak Gino kayak sembalap men!
Dan kita mampir ke rumah nenknya Dita dulu.
Setelah halal bi halal instan, langsung kebut ke bromo.
Estimasi waktu ke ranu pane versi Dita 1 jam setengah.
Estimasi versi aku 2 jam.
Dan Pak Gino bilang 1 jam bakaln sampai.
Aku cuma ketawa kecil.
Pertama masuk Desa Burno, udara masih biasa biasa saja.
Masuk perkampungan berikutnya jalan masih bagus.
Dan di sekitar jalan masuk air terjun Sobyok, jalan mulai rusak.
Pak Gino ngebut terus tiba tiba mendadak main rem.
Lubang besar di jalan ga bisa dia hindari.
Aku bilang sama dia, "Ke depannya akan lebih parah"
Pak Gino ngiyain aja.
Tapi tetep sedikit ngebut.
Seperti biasa, kanan kiri yang terlihat hanya pohon dengan kayu warna merah.
Aku suka nyebutnya redwood




Terakhir ke sana jalannya rusak.
Sekarang HANCUR men!
Nih dia foto yang sempet aku ambil.


Hancur berat men! Sebelum foto ini diambil kami pernah melewati yang lebih parah.
Begitu juga berikutnya.
Sepanjang perjalanan, beberapa kali hampir jatuh dari motor.
Dan akhirnya Pak Gino yang ngebut dan saya yang dibonceng jatuh!
Pak Gino Kakinya ketimpa motornya
Dan aku yang bawa logistik di ransel, alhamdulillah bisa loncat men!
Fyuuuh. Begitu seterusnya, berkali kali berhenti dan berkali kali hampir jatuh lagi.
Seperti biasa, aku kagum sama orang orang lokal sana, di jalan yang parah gitu dan lumayan dingin,
ada yang mengemudikan motornya sambil minum es di mulutnya. Wow!
Aku yang penakut, ga mau lagi lewat sana deh.

Kemudian kami memasuki Taman Nasional Bromo Tengger Semeru
Pemandangan kanan kiri kami mulai didominasi oleh semak semak.
Dan udara mulai terasa dingin. Meskipun nggak sedingin dulu.
Tetep bikin tangan kaku.


Itu tandanya kami memasuki hutan yang biasa disebut ireng ireng.
Di hutan itu, seingatku 3 tahun lalu ada jalan dari beton yang mulus, panjangnya berkilo kilometer.
Tapi sekarang cuma bermeter meter putus nyambung,
Jalan rusak tetep mendominasi.
Dan akhirnya hutan yang lembab tak tertembus sinar matahari terlewati.
Matahari bersinar terang.
Aku bilang ke Pak Gino "Ranu Pane udah dekat"
Dan kebetulan jalanan udah mulus.
Langsung tancap gas.

And here we are

Ranu Pane!!!
Pak Yudi yang pertama ke sana kagum sekagum kagumnya.
Ranu Pane rame banget, baru kali ini lihat di ranu pane ada parkirannya.
Full motornya!
Di sana dipenuhi mas mas keren dan mbak mbak cantik pendaki.
Baik yang mau ke puncak Mahameru, atau cuma ke Ranu Kumbolo atau ke Kalimati.
Aku merasa malu sama mbak mbak cantik yang udah pernah naik semeru.
Aku belum pernah ke sana sama sekali.
Someday, maybe someday. :(
Waktunya mengurangi jatah logistik.
Ya cuma air dan makanan ringan.


Setelah puas jepret sana jepret sini. Saya yang penakut, memutuskan ingin balik lagi ke tempat ini.
Atau ke tempat yang lebih dekat dari langit di sekitar sana.

Dan lanjut lagi perjalanan.
Bromo menanti men!
Jalan masih cukup panjang.


Jalanan cukup ramah kali ini bisa kebut nih Pak Gino.
Nggak makan waktu lama, the next pit stop.
Bentengan.
Tahu apa yang pertama saya cari?
Coretan coretan dipermukaan semen!
Seperti ini

Koplakz | God Bless | Ari - Ghanis

Mereka semua teman kami! :D

Atau seperti ini

Ekbar Atika. Whaat???
Ekbar sama Atika? Unbelievable! Hahahaha

Dan ini karya saya meskipun pudar dan tertutupi.

@iyow_ez @mbo_ez
Itu nama akun twitter kami waktu itu.
@iyow_ez sekarang @ditatid
@mbo_ez sekarang @efforfajar. :D

Dan ini kelas terbaik saya :)

MP3 RUSAK
Manusia IPA 3 Rajin Unik Santun Aktif Kreatif.
Remember that?
And here we are again. Bentengan.

Bentengan
Keren? Nggak kok. Super Keren! :D
Itu yang kayak sungai itu jalan ke padang pasir menuju Bromo.
Perjalanan harus dilanjut!
Kali ini jalan akan menurun terjal dan sangat berdebu.
Rapatkan masker!
Karena Pak Yudi merasa ada yang salah dengan motornya, akhirnya dia minta sama aku yang lebih dan paling ringan di antara mereka -_-.
Berangkaat!!


Jalanan menurun yang sangat curam memicu adrenalin.
Atau tepatnya membuat saya takut. Haha
Setelah melewati jalan curam itu.
Istirahat dulu dah, jepret jepret lagi.
Punggung perlu diluruskan, dan Pak Gino butuh rokoknya.
Pak Yudi jeprat jepret.



Saya belum pernah berhenti di titik ini sebelumnya.
Dan ini keren. sangat sangat keren.
Perjalana berikutnya adalah melewati jalanan pasir yang bikin ban slip dan bikin terjatuh.
Pak Yudi bawa motor matic, yang gampang dijangkau sama kaki.
Jatuh pun nggak akan sakit.
Di jalanan pasir, sering kali hampir terjatuh tapi kaki masih bisa menyangga.
Dan akhirnya sampai di lautan pasir. Artinya bromo su dekat. :D


Wohohohh jalanan yang keras makin sulit ditemui.
Lanjut terus.
Dan akhirnya Bromo terlihat!
Tapi tapi tapi, Pak Yudi enggan naik.
Ini 4 kalinya aku ke bromo dan gagal ngitung anak tangga!
Sueeeeexxx
Someday, I know someday it will be happened. Aamiiin
Langsung naik lagi deh.
Pulang lewat probolinggo.
Dan pemberhentian selanjutnya adalah . . .

Satu Satunya SPBU di wilayah Bromo


Antriannya mah panjang. Untung kami cuma numpang pipis. Hihihihi
Waktu hampir keluar dari kawasan Bromo, telinga sakit banget.
Bikin pusing, mungkin karena perbedaan tekanan udara.
Dan sesuatu terjatuh, BB si Dita jatuh men.
Alhamdulillah aku sama Pak Yudi yang di belakang ngelihat.
Kami balik arah, langsung mungutin di tengah jalan.
Dita-nya nggak ngerasa kalau BBnya jatuh.
Tetapi akhirnya dia sadar juga.
Akhirnya kami memutuskan makan dulu di Rumah Makan Sate Cempe cabang Kediri di kawasan Leces.
Mereka bertiga ngomongin kerjaan mereka.
Aku nggak ngerti.
Pas selesai makan . . . .
Brakkk. . . . .
Dan



CERITA TIDAK DILANJUTKAN :)

Dari perjalanan yang kami lalui kali ini saya pribadi memetik beberapa pelajaran.

Jalan bebatuan, keras, terjal, yang panjang di jalan menuju ranu pane.


Begitu juga hidup, kita semua pasti pernah mengalami suatu titik dimana hidup terasa sangat keras, terjal, berkali kali jatuh dan sakit. Pasti semua itu ada akhirnya.
Persis seperti jalan menuju ranu pane tersebut, pasti ada jalan mulusnya :)

Jalan pasir yang lembut menuju Bromo, tapi bisa membuat kita kehilangan kendali motor kita. Kita pasti akan terjatuh.


Jalan yang terlalu lembut dan nyaman nyaman saja dalam hidup juga tidak baik. Kita bisa hilang kendali atas diri kita, karena terlalu terbuai, kemudian pasti akan terjatuh.

Bukan maksud saya menggurui, ini nasihat hanya untuk saya sendiri.

Maaf jika terlalu panjang. Selamat malam. Sampai bertemu lagi di kisah selanjutnya. :)

Kamis, 15 Agustus 2013

Daniela Andrade - Dark Passenger

Siapa sih Daniela Andrade? Cewek yang tinggal di Edmonon, Alberta, Canada ini seorang Youtube Star.
Suaranya yang lembut, pas buat jam jam istirahat. Relaxing. :)
Selain meng-cover lagu orang, dia juga punya banyak lagu original.
Total semua video di youtube ada 150 video. Wow!!!
Dia bukan cuma seniman di dunia maya, tapi juga di dunia nyata.
Dengan musik folk nya, pasti dia bisa menyihir audience.
Begitu juga saya. :D
Nah ini dia video terbarunya, diupload sekitar seminggu lalu.
Daniela Andrade - Dark Passenger (Original)
Enjoy . . .  :)



Lyrics:
You were a call
that I couldn't put down
you stayed in my mind late into the night
my dark passenger

It's a war in my mind
as you sharpen the blades
I try to be good but it's not as good 
as being insane

Could you tell me if I
have a chance to be free?
Cause it burns every hour of every day
being me

I've got pockets of ease
I've got slides of decay
got a mind full of people that I once loved
and betrayed

I go looking for fear
down the alleys and homes
It's a war in my mind but I can't shake off
the joy in my bones

Could you tell me if I
have a chance to be free?
cause I know I can love , I know that I'm doing
more harm to me
It's the flashbacks the blood
it's an essential need
I've gotta get back to the boy that was taken from me

Senin, 12 Agustus 2013

Buku Ini


Tanpa anomali, hitam di atas putih.
Tanpa arti, kadang semua dari hati
Tentang khayal, tentang mimpi
Berisi bekal duniawi
Berharap bisa dipelajari

Satu persatu ku angkat
Ketika hitam mulai tak pekat
Tetapi di sini, di kepala masih melekat

Mulai ku tulis di atas duka
Mulai ku tulis terapung suka
Mulai merenung meski tak tahu apa cinta
Tak tau pasti, tapi itu rasa!

Tanpa anomali, hitam di atas putih.
Tanpa arti, kadang semua dari hati
Tentang khayal, tentang mimpi
Berisi bekal duniawi
Berharap bisa dipelajari

Dan
Tersesatkan oleh teman
Dicerahkan oleh penyesatan

Orang asing yang telah menjadi teman
Teman yang tak pernah terasingkan
Orang asing yang tetap menjadi orang asing
Dan aku
aku yang merasa terasingkan

Mencoba proses finishing, hey, belum waktunya
Atau mungkin bukan takdirnya
Menua, mulai bisa melihat fatamorgana
Hanya beberapa, belum saatnya untuk melihat semua


Tanpa anomali, hitam di atas putih.
Tanpa arti, kadang semua dari hati
Tentang khayal, tentang mimpi
Berisi bekal duniawi
Berharap bisa dipelajari

The books that I keep by my bed are full of your stories
That I drew up from a little dream of mine, a little nightmare of yours
-Of Monsters and Men, Sloom-

Senin, 05 Agustus 2013

And Here I Am


4 Agustus 2013 10:49
Mungkin terlalu pagi bagi perompak untuk bangun.
Tapi aku kembali berada di sudut terkutuk itu. Menatap ke atas ruangan.
Plavon dari anyaman bambu berlapis kapur putih dengan sudut sudut yang agak gelap menguning.
Di mana aku sudah berada di dalamnya selama bertahun tahun.
Di luar sana terdengar 2 orang beraktifitas, dan 2 orang lagi terdengar sedang bercakap cakap.
Dan aku tetap di sudut masih dengan pemikiran kacauku.
Meresapi atau entah meratapi yang sedang terjadi, terbesit seorang negro dengan epilepsi dan karya karyanya yang cukup keren.
Lil Wayne, atau Lil Weezy. Salah satu lagu yang fenomenal dan kontroversial bagi fans beratnya.
'How To Love' begitu judulnya, memang lagunya berbeda dengan lagu lagu dia sebelumnya.
Dengan sentuhan gitar akustik,membuat banyak orang meng-cover lagu itu.
Dan sekali lagi aku masuk ke dalam liriknya yang berbunyi 'Damn Corner'. Benar benar sudut yang terkutuk.
Sudah 3 atau 4 kali kuputar berulang ulang syair itu di dalam headset.
Menua bersama bangunan ini, suduh cukup tua bahkan perlu diregenerasi.
Aku pun tak mengerti kenapa aku selalu berpikir seperti ini.
Detektor apa yang bisa kugunakan untuk mndeteksi kesalahan pada diriku.
Melihat bayangan di cermin, hanya bayangan fisik saja.
Ilmuwan belum pernah menemukan instropektor bukan?
Satu satunya kemungkinan kenapa aku seperti ini adalah aku seorang introvert.
Introvert yang sering berpikir tentang hal yang salah tentang diri sendiri.
Dan seperti mengulang ulang film favorit, terpikir kembali tentang orang asing itu.
Orang asing yang bahkan tidak ku kenal, tapi aku suka.
Kemudian, aku merasa muak dengan ingatan itu. Ingin ku buang.
Tapi sayang, alunan suaranya cukup membantu saat sedang jenuh.
Teringat lagi sudut lain yang pernah ku tempati semalam.
Dia salah satu atau mungkin satu satunya pengalih perhatian dari orang asing itu.
Aku suka mendengar suaranya semalam.
Sekali lagi aku berada di sebuah sudut. Sudut hari.
Sudut pertemuan antara santai dan keluh kesah.
Ingin secepat mungkin melalui hari besok, besok, besok, dan besok.
Sehingga aku merasakan apa yang mereka rasakan. Libur panjang, sepanjang 4 hari penuh.
Waktu masih terus berputar, kesempatan akan terus datang.
Kesempatan untuk pergi, pergi meninggalkan sudut sudut terkutuk itu.
Kesempatan untuk memilih melupakan orang asing itu.
Semoga Masih ada banyak waktu untuk Tuhan memberi jawaban jika dia (pengalih perhatian) memang bukan untuk bersamaku.
Merasa terpuruk bukan sebuah rencana, tapi suatu kebodohan yang tak sengaja aku pilih.
Allah selalu punya rencana terbaik. Tinggal menunggu waktu. :)

Sabtu, 03 Agustus 2013

Any Spaces for Me?

Pagi ini diawali dengan bangun dengan waktu yang mepet dengan waktu masuk kerja.
Langsung secepat kilat aku mandi dan berangkat.
Di sana ternyata temen temen belum pada datang. Tetapi sekitar setengah lusin customer sudah mengantri untuk dilayani, Pagi yang bikin badmood.
Dan ke-badmood-an itu berlanjut sampai siang. Bahkan aku nggak sempat istirahat.
Istirahat pun cuma sebentar, itu pun beberapa menit sebelum jam pulang.
Dan akhirnya waktu pulang pun tiba.
And the story starts here . . .


Sekali lagi (merasa) terjebak di antara mereka. Mereka yang (kurasa) berbeda denganku.
Hello I'm here with you all, tapi kenapa aku (seperti) berada di dunia yang berbeda dengan mereka.
Aku tak tau apa yang mereka bicarakan, aku tak tau mereka ada di dunia mana.
Dunia mereka (terasa) sudah berbeda dengan dulu. Atau mungkin aku tak pernah masuk ke dunia mereka?
Aku (seperti) merasa di sudut yang sangat jauh. (Seperti) aku melihat mereka, tetapi tidak sebaliknya.
Did you see me? Did you? Did you?
Dan aku jelas melihatnya di sana, dia yang menarik hatiku (lagi), dia sang peretak hati (lagi).
Tapi aku bahagia bertemu mereka, dan sangat bahagia bertemu dia.
My Queen, Is there some spaces for me? Even just an inches?
Sungguh sangat ingin berlama lama lagi dengan mereka, dan lebih lama lagi menatap dia, tapi itu tak bisa terjadi, aku hanya terlalu lelah untuk itu.
Hanya sekejap ku coba untuk mengingat hal yang terjadi dalam waktu yang juga sekejap itu, aku merasa bahagia, juga merasa (bahwa aku) berbeda.
Maaf, bukan karena aku tak mau bertemu lebih lama lagi, tapi ini konsekuensi atas pilihan hidup yang telah terpilih.
Maaf, bukannya aku tak punya waktu untuk bercengkerama, tapi ini tanggung jawab atas apa yang telah aku pilih.
I don't know why I'm feeling under.
I don't know why I'm feeling down.
Any spaces for me?
Hey you, yeah you! Don't you ever think of me in the quiet in the crowd?
Aku ingin mengulangi sekali lagi momen yang sekejap itu.
Ini ya yang dinamakan minder?
Tanpa aku sadari, aku punya juga sifat ini.
Oh girl, maybe i falling quiet hard over you.
To meet you, that's a happiness but also sadness.
Happiness because I can see your face, your smile, and hear you voice.
Sadness because I have to realize I'll never be with you.
You're the one who could wake me up from my endless daydream
And too meet you guys, that's like sweet torment.
Sweet to see you all can laugh.
And torment, because I feel I never be your part.

Dan cerita berakhir dengan rasa bahagia dan sedih bercampur, menghasilkan suatu pertanyaan 'Any spaces for me?'