Senin, 05 Agustus 2013

And Here I Am


4 Agustus 2013 10:49
Mungkin terlalu pagi bagi perompak untuk bangun.
Tapi aku kembali berada di sudut terkutuk itu. Menatap ke atas ruangan.
Plavon dari anyaman bambu berlapis kapur putih dengan sudut sudut yang agak gelap menguning.
Di mana aku sudah berada di dalamnya selama bertahun tahun.
Di luar sana terdengar 2 orang beraktifitas, dan 2 orang lagi terdengar sedang bercakap cakap.
Dan aku tetap di sudut masih dengan pemikiran kacauku.
Meresapi atau entah meratapi yang sedang terjadi, terbesit seorang negro dengan epilepsi dan karya karyanya yang cukup keren.
Lil Wayne, atau Lil Weezy. Salah satu lagu yang fenomenal dan kontroversial bagi fans beratnya.
'How To Love' begitu judulnya, memang lagunya berbeda dengan lagu lagu dia sebelumnya.
Dengan sentuhan gitar akustik,membuat banyak orang meng-cover lagu itu.
Dan sekali lagi aku masuk ke dalam liriknya yang berbunyi 'Damn Corner'. Benar benar sudut yang terkutuk.
Sudah 3 atau 4 kali kuputar berulang ulang syair itu di dalam headset.
Menua bersama bangunan ini, suduh cukup tua bahkan perlu diregenerasi.
Aku pun tak mengerti kenapa aku selalu berpikir seperti ini.
Detektor apa yang bisa kugunakan untuk mndeteksi kesalahan pada diriku.
Melihat bayangan di cermin, hanya bayangan fisik saja.
Ilmuwan belum pernah menemukan instropektor bukan?
Satu satunya kemungkinan kenapa aku seperti ini adalah aku seorang introvert.
Introvert yang sering berpikir tentang hal yang salah tentang diri sendiri.
Dan seperti mengulang ulang film favorit, terpikir kembali tentang orang asing itu.
Orang asing yang bahkan tidak ku kenal, tapi aku suka.
Kemudian, aku merasa muak dengan ingatan itu. Ingin ku buang.
Tapi sayang, alunan suaranya cukup membantu saat sedang jenuh.
Teringat lagi sudut lain yang pernah ku tempati semalam.
Dia salah satu atau mungkin satu satunya pengalih perhatian dari orang asing itu.
Aku suka mendengar suaranya semalam.
Sekali lagi aku berada di sebuah sudut. Sudut hari.
Sudut pertemuan antara santai dan keluh kesah.
Ingin secepat mungkin melalui hari besok, besok, besok, dan besok.
Sehingga aku merasakan apa yang mereka rasakan. Libur panjang, sepanjang 4 hari penuh.
Waktu masih terus berputar, kesempatan akan terus datang.
Kesempatan untuk pergi, pergi meninggalkan sudut sudut terkutuk itu.
Kesempatan untuk memilih melupakan orang asing itu.
Semoga Masih ada banyak waktu untuk Tuhan memberi jawaban jika dia (pengalih perhatian) memang bukan untuk bersamaku.
Merasa terpuruk bukan sebuah rencana, tapi suatu kebodohan yang tak sengaja aku pilih.
Allah selalu punya rencana terbaik. Tinggal menunggu waktu. :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar